Potensi dan Masalah




PEMANFAATAN RUANG



POTENSI

1.    Dengan luas wilayah sebesar sebesar 110, 06 km2 pemanfaatan lahan di Kota Malang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan lahan berupa permukiman, sawah, tegalan, kebun, perikanan/tambak seluas 10.506,04 Ha. 

2.    Terdapat lahan-lahan kosong di wilayah hinterland yang berpotensi untuk pengembangan pemanfaatan ruang di Kota Malang.

3.    Jenis pemanfaatan ruang yang beragam berpotensi meningkatkan pembangunan ekonomi Kota Malang.



MASALAH

1.    Penyimpangan atau alih fungsi lahan yang banyak terjadi secara cepat terutama di jalan-jalan protokol yang tidak sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan (ekologis, hidrologis dan lingkungan). 

2.    Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Malang.

3.    Penyerobotan ruang/lahan secara ilegal di bantaran sungai dan rel kereta api, serta kawasan timur Kota Malang yang msih belum terbina.



Struktur Tata Ruang Wilayah


POTENSI

1.    Kota Malang yang merupakan kota orde II dengan sistem struktur ruang Kota Malang secara konseptual yang telah ada dan pembangunan dan konstelasi ruang secara spasial yang sudah konsisten.  

2.    Struktur pusat permukiman perkotaan Malang yang berpusat di Kota Malang sebagai pusat utama bagi wilayah perkotaan di Kota/Kabupaten Malang serta Kota Batu.  

3.    Pola tata ruang kota membagi wilayah Kota Malang menjadi lima Bagian Wilayah Kota (BWK). 



MASALAH

1.    Belum meratanya pengembangan dan pelayanan prasarana dam sarama dan skala pelayanan pada sebaran komunitas turunannya dikarenakan pusat-pusat pelayanan berada pada koridor jalan-jalan tertentu terutama jalan-jalan protokol (sub pusat kota) .

2.    Struktur linkage yang menghubungkan antara pusat dan sub pusat pelayanan belum memadai. 

3.    Tidak ada pengembangan prasarana dan sarana pada sub-sub pusat sehingga perkembangan wilayah tersebut tidak sesuai dengan fungsi pelayanan yang telah ditetapkan dan terjadi disparitas di beberapa wilayah.



KEPENDUDUKAN



POTENSI

1.    Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data registrasi penduduk yang dikoordinasi oleh Badan Pusat Statistik Kota Malang  tahun 2015 dalam Kota Malang Dalam Angka Tahun 2015 adalah sebesar 845.973 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria sebesar 416.982 jiwa dan wanita sebesar 428.991 jiwa. 

2.    Persebaran penduduk pada tiap wilayah adminsitratif Kecamatan di Kota Malang diketahui bahwa Kecamatan Lowokwaru memiliki kontribusi terbesar yaitu 192.066 jiwa, kemudian disusul oleh Kecamatan Sukun sebesar 188.545 jiwa, selanjutnya Kecamatan Kedungkandang sebesar 183.927 jiwa, disusul selanjutnya Kecamatan Blimbing sebesar 176.845 jiwa. Sementara jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Klojen yaitu sebesar 104.590 jiwa. 



MASALAH

1.    Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata di setiap kecamatan dengan rentan yang berbeda jauh

2.    Pada akhir 2013 sebanyak 64.006 jiwa atau sekitar 7,72 persen dari jumlah penduduk kota itu, yang mencapai 830 ribu jiwa lebih, belum memiliki pekerjaan, dan pada tahun 2011 sebanyak 43.110 jiwa atau 5,19 persen, 2012 menjadi 63.674 jiwa atau 7,68 persen dan 2013 bertambah lagi menjadi 64.006 jiwa atau 7,72 persen.



FASILITAS PERKOTAAN



POTENSI

1.    Perdagangan : Kawasan perdagangan dan jasa ini memiliki skala regional (pusat Kota). Tersedianya pusat-pusat perbelanjaan tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi Kota Malang dan berfungsi sebagai pusat kegiatan perekonomian di Kota Malang. Adapun prospek pengembangan bagi sarana perdagangan jasa yaitu dengan memanfaatkan sarana perdagangan jasa tersebut sebagai wisata belanja di Kota Malang.

2.    Pendidikan : Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Malang seluruhnya berjumlah 780 unit yang terdiri dari 255 unit fasilitas pendididikan berupa Taman Kanak-Kanak, 239 unit fasilitas Sekolah Dasar Negeri, 56 Unit Sekolah Dasar Swasta, 23 unit fasilitas SLTP Negeri, 67 unit fasilitas SLTP Swasta, 5 Unit SMU Negeri, 40 unit SMU swasta dan 8 unit SMK Negeri, 37 unit SMK Swasta serta 43 Perguruan Tinggi. Fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut memiliki potensi untuk berkembang sesuai dengan standar pendidikan internasional. Adapun prospek pengembangan bagi sarana pendidikan yaitu dengan mengembangkan fasilitas pendidikan yang bertaraf internasional. Di samping itu sarana pendidikan yang ada di Kota Malang dapat juga berfungsi menjadi objek wisata edukatif.

3.    Peribadatan : Potensi sarana atau fasilitas peribadatan di Kota Malang yaitu tersedianya fasilitas peribadatan yang merata pada masing-masing kecamatan yaitu masjid, musholla, gereja, wihara, pura.

4.    Kesehatan : Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Malang terdiri dari Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, Apotik, Klinik KB, Balai Pengobatan, Rumah Obat, Lab. Medis, dan jumlah Tenaga Medis.



MASALAH

1.    Perdagangan :Permasalahan sarana perdagangan yaitu persebarannya yang kurang merata di  seluruh wilayah Kota Malang dan hanya terpusat di jalan-jalan protokol.

2.    Pendidikan : Permasalahan sarana pendidikan yaitu manajemen perguruan tinggi yang kurang, sehingga arahan penanganan bagi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan manajemen perguruan tinggi. 

3.    Peribadatan : Tidak ada permasalahan yang berkaitan dengan sarana peribadatan di Kota Malang karena sarana peribadatan sudah tersebar secara merata di seluruh wilayah Kota Malang.

4.    Kesehatan : Permasalahan sarana kesehatan di Kota Malang yaitu keberadaan puskesmas yang kurang difungsikan dengan baik. Untuk itu arahan penanganan bagi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan fungsi puskesmas sehingga dapat dioptimalkan dengan lebih baik



Sistem Transportasi 

POTENSI

1.      Jaringan Jalan Raya : Pola transportasi utama di kota Malang yakni konsentris-radial dengan sistem lingkar dalam (inner ring road) yang pada umumnya berpola grid, dimana Kota Malang mengalami peningkatan arus pergerakan manusia dan barang dari satu wilayah kota menuju ke wilayah kota yang lain serta pergerakan antara kota Malang dengan daerah luar kota Malang. Hal tersebut didukung oleh kondisi jalan yang relatif bagus dengan topografi relatif datar dan perambuan jalan yang lengkap. 

2.      Jaringan Kereta Api : Jaringan jalan rel Kereta Api di Kota Malang ini membagi Kota Malang menjadi 2 (dua) bagian, membentang dari Utara ke Selatan hampir sejajar dengan jalan arteri dan mempunyai beberapa perlintasan dengan jalan  utama, sehingga mempengaruhi arus lalu lintas jalan raya.

3.      Sempadan rel kereta api di beberapa wilayah Kota Malang lebih banyak dimanfaatkan sebagai area permukiman dan sebagai kawasan lainnya. Kondisi ini dapat dilihat di sempadan kereta api di sepanjang jalur Malang kota lama (sekitar jembatan Fly over) hingga ke jalur kota baru. Jarak antara rumah penduduk dengan rel kereta api pada sisi kiri dan kanan tidak lebih dari 3 meter. 

4.      Jaringan Pejalan Kaki : Berdasarkan hasil survey primer diketahui bahwa sebagian besar koridor jalan utama mulai dari arteri primer hingga kolektor memiliki jalur pedestrian. Sebagian besar dari trotoar kondisinya masih sangat bagus.

5.      Terminal : Kota Malang memiliki 3 terminal utama, yaitu Terminal Arjosari, Terminal Gadang, dan Terminal Landungsari. Terminal Arjosari merupakan terminal induk terbesar di kota Malang yang melayani perjalanan ke luar Kota Malang dan angkutan antar propinsi. Terminal Gadang merupakan terminal regional yang terletak di sebelah Selatan kota yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan Blitar), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan. Sedangkan Terminal Landungsari merupakan terminal regional yang berada di sebelah Barat Laut kota Malang yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan Batu-Kediri), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan. 

6.      Sarana Angkutan Umum : Moda transportasi umum yang ada di Kota Malang, terdiri atas Bis Umum (besar), Bis Umum (sedang), Bis Umum (kecil), MPU, Pick Up, Truk (sedang),Truk (berat), Truk (gandeng), Krt Tempel, Penarik / Traktor head. Adapun trayek kendaraan angkutan kota yang ada di Kota Malang terdiri atas 26 trayek angkutan, yang menghubungkan antara wilayah-wilayah yang ada di Kota Malang. Angkutan kota tersebut beroperasi hampir 24 jam sehari dengan warna kendaraan yang diseragamkan. 



MASALAH

1.    Jaringan Jalan Raya

Banyak permasalahan yang terjadi di Kota Malang menyangkut jaringan jalan raya antara lain:

a)    Kemacetan yang terjadi pada beberapa ruas jalan di Kota Malang terutama pada jam-jam sibuk akibat kapasitas jalan yang meningkat. Belum terlaksananya beberapa rencana pelebaran jalan pada ruas-ruas jalan yang mengalami perubahan hirarki, seperti :

-      Ruas Jalan Merjosari - tembus Pasar Dinoyo - tembus Desa Tunggulwulung - terus sampai Karanglo

-      Jalan Gajayana - Jalan Sumbersari - Jalan Galunggung

-      Jalan Raden Intan - Jalan RP. Suroso - Jalan Sunandar PS – Jalan Tumenggung Suryo - Jalan Jend. Sudirman - Jalan Martadinata - Jalan Kol. Sugiono

b)    Kondisi perparkiran yang tidak teratur. Hal ini disebabkan banyaknya kendaraan yang memarkir di badan jalan (on street) menyebabkan pengurangan badan jalan Kurang baiknya manajemen lampu lalu lintas (traffic light) menyebabkan kendaraan-kendaraan dari arah yang berbeda bergerak secara bersamaan. Akibatnya terjadi tundaan pada titik pertemuan persimpangan karena masing-masing kendaraan saling berebut kepentingan  

c)    Tidak tersedianya sarana penunjang jalan seperti trotoar dan zebra cross pada beberapa ruas jalan yang banyak dilalui oleh pejalan kaki.

d)    Beberapa jalan relatif sempit

e)    Belum adanya jalan lingkar di Kota Malang

2.    Sarana Angkutan Umum

a)    Beberapa masalah sarana angkutan umum di Kota Malang yaitu sebagian besar  rute trayek saling berhimpitan sehingga distribusi jaringan angkutan umum tidak merata, sehingga menyebabkan ketidakmerataan jumlah pendapatan pengemudi angkutan umum. 

b)    Permasalahan terminal di Kota Malang berupa kondisi prasarana yang terdapat pada masing-masing terminal dan sub terminal di Kota Malang masih banyak yang kurang memadai.

3.    Masalah yang berkaitan dengan jaringan Kereta Api di Kota Malang yaitu sempadan rel kereta api di beberapa wilayah Kota Malang tidak memiliki lebar yang sesuai dengan persyaratan sempadan kereta api.

4.    Tidak tersedianya jalur pedestrian pada beberapa ruas jalan yang banyak dilalui oleh pejalan kaki

No comments:

Post a Comment

INSTAGRAM FEED

@soratemplates